JOMBANG – Bupati Mundjidah Wahab komitmen mempromosikan Batik Jombangan. Salah satu caranya, mengenalkan desain batik lokal dalam momentum Jombang Fashion on The Street dalam rangkaian Hari Jadi Pemkab Jombang ke-112. Bupati merasa kagum ternyata Batik Jombang bisa terlihat memukau dan anggun jika didesain dengan baik. Berbekal warna alam dengan desain indah, maka batik khas Jombang bisa tampil cantik dan elegan. Hal itu ditunjukkan Lia Afif desainer nasional arek Jombang di Pendopo Jombang, kemarin 4/10. “Atas nama pribadi dan Pemkab Jombang saya merasa bangga, di Jombang ada desainer yang namanya sudah terkenal dimana-mana karena tangan kreatifnya,” ujarnya. Baju karya Lia Afif sudah cukup menasional. Untuk itu ia sengaja mengundang untuk mendesain batik khas Jombang. ”Ini juga akan kita kenalkan saat momentum Hari Jadi Pemkab Jombang, 15 Oktober di Pendopo Jombang nanti,’’ papar dia. Bupati menguraikan, berbagai upaya mempromosikan batik Jombang terus digaungkan. Salah satunya, mengikutsertakan batik khas Jombang di ajang Surabaya Fashion Street pekan depan. Termasuk berbagai ajang pameran lainnya. ”Dengan begitu kita ingin batik Jombang lebih dikenal luas guna meningkatkan nilai jual batik khas,’’ tambahnya. Dalam kesempatan itu, ia mendorong agar para desainer maupun perajin batik di Jombang terus berinovasi untuk mengenalkan batik Jombang. Pemkab Jombang siap memfasilitasi berbagai upaya untuk mengenalkan batik Jombang. ”Kita komitmen mengenalkan batik keluar daerah, salah satunya melalui pameran yang akan diikuti mbak Lia Afif,’’ tegas Mundjidah. Sementara itu, Lia Kusuma Ningdiah, 47, desainer fashion asal Sambongdukuh Jombang, mengaku berkolaborasi dengan salah satu pembatik lokal untuk membuat batik khas Jombang. Motif yang diusung tetap mengenalkan aneka keragaman Jombang. ”Untuk motif batik kita berkolaborasi dengan salah satu pembatik di Jombang. Motif ini mengenalkan aneka keragaman yang ada di Jombang,’’ ujar perempuan yang akrab disapa Lia Afif ini. Agar tampilan terlihat berbeda dengan batik pada umumnya, ia menggunakan warna alam. Prosesnya rumit dan membutuhkan beberapa tahap. Namun hasilnya dinilai luar biasa. ”Warna alam ini memberikan kesan elegan dan soft dipandang mata. Tidak terlalu mencolok,’’ tambahnya. Ia optimistis, desain batik yang ia kenalkan bakal banyak diminati masyarakat. Ke depan, dirinya yang sekarang berdomosili di Surabaya berharap, para pengrajin batik lokal lebih berinovasi dalam membuat batik dengan motif khas Jombang. ”Kreatifitas perajin ke depan harus ditingkatkan,’’ tegasnya. ang/bin/riz Reporter Anggi Fridianto JOMBANG – Bupati Mundjidah Wahab komitmen mempromosikan Batik Jombangan. Salah satu caranya, mengenalkan desain batik lokal dalam momentum Jombang Fashion on The Street dalam rangkaian Hari Jadi Pemkab Jombang ke-112. Bupati merasa kagum ternyata Batik Jombang bisa terlihat memukau dan anggun jika didesain dengan baik. Berbekal warna alam dengan desain indah, maka batik khas Jombang bisa tampil cantik dan elegan. Hal itu ditunjukkan Lia Afif desainer nasional arek Jombang di Pendopo Jombang, kemarin 4/10. “Atas nama pribadi dan Pemkab Jombang saya merasa bangga, di Jombang ada desainer yang namanya sudah terkenal dimana-mana karena tangan kreatifnya,” ujarnya. Baju karya Lia Afif sudah cukup menasional. Untuk itu ia sengaja mengundang untuk mendesain batik khas Jombang. ”Ini juga akan kita kenalkan saat momentum Hari Jadi Pemkab Jombang, 15 Oktober di Pendopo Jombang nanti,’’ papar dia. Bupati menguraikan, berbagai upaya mempromosikan batik Jombang terus digaungkan. Salah satunya, mengikutsertakan batik khas Jombang di ajang Surabaya Fashion Street pekan depan. Termasuk berbagai ajang pameran lainnya. ”Dengan begitu kita ingin batik Jombang lebih dikenal luas guna meningkatkan nilai jual batik khas,’’ tambahnya. Dalam kesempatan itu, ia mendorong agar para desainer maupun perajin batik di Jombang terus berinovasi untuk mengenalkan batik Jombang. Pemkab Jombang siap memfasilitasi berbagai upaya untuk mengenalkan batik Jombang. ”Kita komitmen mengenalkan batik keluar daerah, salah satunya melalui pameran yang akan diikuti mbak Lia Afif,’’ tegas Mundjidah. Sementara itu, Lia Kusuma Ningdiah, 47, desainer fashion asal Sambongdukuh Jombang, mengaku berkolaborasi dengan salah satu pembatik lokal untuk membuat batik khas Jombang. Motif yang diusung tetap mengenalkan aneka keragaman Jombang. ”Untuk motif batik kita berkolaborasi dengan salah satu pembatik di Jombang. Motif ini mengenalkan aneka keragaman yang ada di Jombang,’’ ujar perempuan yang akrab disapa Lia Afif ini. Agar tampilan terlihat berbeda dengan batik pada umumnya, ia menggunakan warna alam. Prosesnya rumit dan membutuhkan beberapa tahap. Namun hasilnya dinilai luar biasa. ”Warna alam ini memberikan kesan elegan dan soft dipandang mata. Tidak terlalu mencolok,’’ tambahnya. Ia optimistis, desain batik yang ia kenalkan bakal banyak diminati masyarakat. Ke depan, dirinya yang sekarang berdomosili di Surabaya berharap, para pengrajin batik lokal lebih berinovasi dalam membuat batik dengan motif khas Jombang. ”Kreatifitas perajin ke depan harus ditingkatkan,’’ tegasnya. ang/bin/riz Reporter Anggi Fridianto Artikel Terkait
GambarBatik Wayang – Ilustrasi Tradisi Jawa Menghitung Hari Baik Berdasarkan Weton Seseorang. Hari lebaran identik dengan memakai baju baru. Umat muslim yang tinggal di Indonesia biasanya merayakan hari raya Lebaran Idul Fitri dengan memakai baju batik. Desain baju batik memiliki warna, motif dan kesan tertentu terhadap pemakainya.
Motif Batik Jambi – kita sudah banyak membahas mengenai batik. Kesempatan ini kita akan membahas mengenai batik jambi. kain khas ini sangat populer di semua daerah Indonesia. MOTIF BATIK ACEH Sejarah, Gambar dan Penjelasan – Macam-Macam Batik Nusantara Motif batik jambi adalah motif yang di turunkan dari nenek buyut dari orang terdahulu yang tinggal di wilayah jambi. Awal mula dari artikel Gosling pada mingguan colonial timur dan barat batik di temukan di wilayah jambi oleh Tasilo Adam. Tasilo Adam adalah penyebar berita atau bisa di sebut wartawan. Setelah di temukan kain batik di wilayah jambi, batik sangat berkembang luas hingga kepelosok desa jambi. Oleh sebab itu kain batik sangat popular pada saat itu. Banyak sekali masyarakat membuat batik dengan ragam motif yang di ciptakannya sendiri. Selain selendang sutra dan songket ternyata kain batik juga di gunakan untuk pengikat kepala oleh masyarakat jambi. Motif yang di hasilkan juga sangat beragam dan berkembang pesat hingga saat ini. Tidak heran bahwa batik jambi sangat banyak jenisnya. Jambi juga mengadakan festival batik khusus batik jambi yang di buat oleh masyarakat jambi sendiri. Festival ini termasuk festival besar dan di wajibkan setahun sekali bagi masyarakat jambi. Motif yang akan di pamerkan banyak sekali dan bermanifestasi. Corak – corak batik Jambi yang terkenal misalnya Kepak lepas, Cendawan, Batanghari, Gong, Ayam, Matohari, Duren Pecah, Kacopiring, Kupu – kupu, Kembang duren, Keladi, Angso Duo, Bayamnginseng, Kapal Sanggat, Atlas, dan masih banyak lagi. Di daerah jambi juga ada sanggar batik yang di buat untuk pameran batik sebagai pusat pengrajin batik di jambi. Banyak sekali yang mencoba meniru motif-motif batik jambi tetapi para pembatik jambi mengatakan kualitas batik mereka lebih bagus di bandingkan dengan tiruannya. Cara Menggambar Batik dengan Pensil- Motif Batik Jambi Pada umumnya motif batik jambi adalah titik, garis, bentuk warna dan tekstur. Dalam hal ini kesatuan elemen-elemen ini akan terwujudlah kain batik yang sistetis. Kain batik jambi bercorak pusat perhatian, kesembangan dan kekontrasan serta memiliki bobot kultur setempat nilai nilai filosifi. Berikut ini adalah motif-motif batik jambi di antaranya 1. Motif Kapal Sanggat Bisa kita lihat pada gambar di atas merupakan kapal karam. Bentuk kapal yang berbeda, kapal yang pertama mempunyai tiga bendera. Sedangkan kapal yang kedua memiliki empat bendera. Tiga bendera mempunyai arti mewakili masyarakat peladang dan empat bendera mewakili masyarakat maritime atau pesisir. 2. Motif Duren Pecah Duren yang di maksud adalah buah durian. Buah durian yang terbagi menjadi dua memiliki arti dua. Belahan yang pertama memiliki arti iman dan taqwa sedangkan belahan yang ke dua memiliki arti ilmu pengetahuan dan teknologi. Dua kesatuan yang tidak dapat di hilangkan yaitu iman taqwa dan ilmu pengetahuan berjalan seimbang. Maysarakat jambi menjalankan hidupnya berdasatkan iman dan taqwa di dukung dengan penguasaan ilmu dan teknologi. 3. Motif Kuao Berhias Motif kuao berhias adalah seekor burung yang sedang bercermin. Dasarnya burungnya hanya satu seolah-oleh burung tersebut berkaca sehingga menjadi dua. Motif ini memiliki makna cerminan diri sendiri sehingga masyarakat jambi bisa mengintropeksi diri sendiri. Sebagai manusia kita harus memperbaiki diri sendiri setiap saat. Pengertian Batik, Jenis, Sejarah, Cara Membuat, Lengkap – 4. Motif Tampuk Manggis Motif tampuk manggis adalah manggis yang terbelah sehingga terlihat isi secara keseluruhan. Filosifinya adalah jika seseorang terlihat sifat aslinya setelah di buka bagian luarnya. Sama seperti pepatah rambut sama hitam hati siapa yang tahu. Begitulah kira-kira makna dari motif tapuk manggis. 5. Motif Angso Duo Bersayap Motif angso duo bersayap adalah motif yang paling popular di jambi. Motif ini sangat khas sekali menggabungkan dua angsa berikut dengan sayapnya. Legenda angsa tidak asing lagi di masyarakat jambi. Zaman dahulu konon ada sepasang angsa yang menuntun putri Mayang Mangurai dan orang kayo hitam ketika meraka tersesat mencari tempat tinggal. Kemudian mereka membangun kota yang sangat biru yang di kenal dengan kota jambi. 6. Motif Merak Ngerem Motif merak ngerem adalah burung merak yang sedang mengerami telur-telurnya. Merak mempunyai bulu yang sangat indah dan termasuk binatang langka dilindungi. Bulu yang anggun menggambarkan kasih sayang seorang ibu selama Sembilan bulan mengandung anaknya. 7. Motif Kaco Piring Motif kaco pirang adalah bunga kaca piring yang banyak sekali pada zaman pemerintahan belanda. Sehingga masyarakat menggambarkan pada kain batik sebagai inspirasinya. Teknik Membuat Batik 8. Motif Riang Riang Motif ini di ambil dari hewan reriang yang mengandung makna sebagai manusia harus bisa bermanfaat bagi orang lain. Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bisa bermanfaat bagi orang sekitarnya. 9. Motif Bungo Keladi Motif bungo keladi adalah bunga keladi yang di simpulkan dapat bekerja sama, kuat dan sekawan. Dalam hal ini bisa di terapkan seseorang yang memiliki pendirian yang teguh dan dapat di pertanggung jawabkan. Jangan seperti air di atas daun talas. 10. Motif Bunga Melati Motif bunga Melati melambangkan kesucian cinta, keindahan dan ketegaran hidup. Berikut ini adalah motif lainnya Baca Juga Cara Membuat Batik Tulis Cara Membuat Batik di Buku Gambar – Terima kasih banyak yaa sudah membaca artikel kami. Semoga kalian mendapatkan apa yang kalian cari pada artikel ini. Salam hangat dari penulis Jika artikel kami sangat membantu kalian kami merasa senang sekali. Mari kita lebih giat lagi belajar agar kita mendapatkan apa yang kita mau. Terdapat kolom komentar di bawah, kalian dapat bertanya, memberi respon terkait artikel ini, dan bisa juga memberikan saran bagi penulis kami. Thank you so much, see you next artikel. “Jangan berhenti sampai disini jika ingin sukses”DiwekJombang. Batik Jombang menggunakan motif dengan khas paten relief Candi Rimbi, yaitu model candi yang melambangkan pintu gerbang masuk Kerajaan Majapahit. Sedang motif yang dikembangkan berupa motif tawang dan kaning dengan warna dasar yang menekankan pada kehijauan dan kemerahan yang melambangkan kota Jombang (ijo abang
JOMBANG, – Istimewa, ajang penganugerahan penghargaan para creator batik dari Kabupaten Jombang oleh Wakil Bupati Jombang Sumrambah, pada Selasa 01/12/2020 di Balai Desa Jatipelem Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Dalam acara tersebut dihadiri langsung Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Dardak beserta pejabat Provinsi Jatim juga Kabupaten Jombang, Ketua Dekranasda Kabupaten Jombang, Yayasan Batik Indonesia, Asosiasi Perajin Dan Pengusaha Batik Indonesia, Perkumpulan Warna Alam Indonesia, Komunitas Batik Surabaya Kibas, serta Asosiasi Pengrajin Batik Jawa Timur. Wakil Bupati Jombang, Sumrambah mengucapakan terimakasih kepada IKM Batik di Kabupaten Jombang yang terus berkarya dan melestarikan Batik Jombang. Sumrambah berharap, dengan terselenggaranya kegiatan ini menjadi pendorong bagi pelaku usaha batik untuk terus meningkatkan kreatifitas dalam melestarikan batik khas asli Jombang. “Batik Jombang mampu menjadi ikon Kabupaten Jombang. Dan tugas kita bersama, yakni para Kepala OPD lingkup Pemkab Jombang adalah turut mempromosikan dan menggunakan batik produk lokal Jombang,”ujar Sumrambah. Tidak hanya Batik, Wabup Sumrambah juga mempromosikan menu kuliner Jombang mulai lodeh kikil, hingga durian Bido Wonosalam. Sumrambah didampingi istrinya Wiwin Sumrambah yang juga ketua Dekranasda Kabupaten Jombang, menyerahkan tali asih berupa batik khas Jombang kepada Arumi Dardak, yang tak lain istri Wagub Jatim Emil Dardak. “Alangkah bahagia dan bangganya jika batik khas Jombang ini dipakai oleh Ibu Arumi Dardak. Sehingga batik Jombang ini akan menjadi batik tercantik di Jawa Timur,”tutur Sumrambah. Arumi Bachsin dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada 13 Kreator Batik yang telah menerima apresiasi dan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Jombang. Menurut Arumi torehan torehan perajin batik kedepan bisa menjadi cerita sejarah. Dikatakan, agar para perajin batik tetap eksis dan survive bisnisnya, kuncinya adalah kolaborasi. Karena saat ini yang berkolaborasi itulah yang akan mampu berkembang. Dicontohkan kolaborasi antara perajin batik, dengan yang ahli pemasaran, dengan ahlinya desainer. Sehingga produk batik akan berkualitas, berdayasaing dan pemasarannya bagus. Ketua Dekranasda Jatim ini, juga berharap pandemi Covid-19 harus dijadikan titik balik untuk merubah skema perdagangan skema pemasaran. “Di era digital ini perajin batik harus terus meningkatkan daya saing,”tandas Arumi. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Jombang, Bambang Nurwiyanto mengatakan, terdapat 25 IKM batik yang tergabung dalam Perkumpulan Batik Arum Jombang PBAJ. Terdapat 13 kreator batik yang menciptakan 25 motif dan telah memiliki sertifikat hak cipta yang diterbitkan oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Upaya peningkatan kualitas IKM Kabupaten Jombang terus menjadi prioritas pemerintah Kabupaten Jombang dalam mewujudkan Jombang Berkarakter dan Berdaya Saing. “Pemberian penghargaan kepada kreator batik di Jombang ini, merupakan bentuk dari dukungan pemerintah Kabupaten Jombang dalam mengapresiasi dan menumbuh kembangkan industri kecil menengah di Kabupaten Jombang khususnya IKM batik,”tutur Bambang Nurwiyanto. Dikatakan Bambang, dengan meningkatkan daya saing produk IKM Kabupaten Jombang, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang selanjutnya akan berdampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat Jombang. “Dengan adanya fasilitas kegiatan ini pelaku usaha batik di Jombang dapat terus meningkatkan kreatifitas dan produksinya. Sehingga batik Jombang dapat dikenal secara nasional maupun internasional,”pungkasnya. Para kreator batik yang menerima penghargaan adalah sebagai berikut 1 . Ririn Asih Pindari – Tower Ringin Contong Motif tower Ringin Contong, Sebagai simbol kota Jombang yang menaungi dan mengayomi masyarakat Jombang. Kubah masjid, melambangkan Jombang sebagai kota santri di mana mayoritas penduduk Jombang yang beragama Islam. Candi Arimbi, merupakan situs peninggalan kerajaan mojopahit yang ada di Kabupaten Jombang dan candi ini sering juga disebut “Cungkup Pulo”. Ragam Hias Bunga & Daun, melambangkan kota Jombang yang adem ayem tentrem penuh kedamaian. 2. Kusmiasih – Kharisma Kehidupan, Sarang Madu, Lereng Sari, Kembang Setaman Kharisma Kehidupan. Lingkaran besar, sedang, kecil adalah lambang hubungan masyarakat atas, menengah, dan kecil/bawah yang saling berkaitan dan mempunyai kebutuhan pokok yang sama, sandang, pangan dan papan. Kharisma adalah keadaan atau bakat yang dimiliki seseorang sejak lahir given. Sehingga hal ini menimbulkan keadaan yang berbeda-beda antara kehidupan manusia yang satu dengan yang lainnya. Pesan yang terkandung dalam motif ini adalah kita sebagai manusia harus bahagia menerima apa yang sudah ada dalam diri kita. Keadaan/bakat/hoki tergantung persepsi diri, bukan berdasar apa yang tidak kita miliki. 3. Akhmad Robitoh – Pamor Pamor Pamor berasal dari nama Desa Parimono. Pa yang berarti padi. Mor mempunyai arti Moro datang. Hal ini bisa juga diartikan sebagai keberkahan yang datang dari Tuhan. Rejeki setiap insan sudah ada takarannya, tidak perlu resah tidak perlu serakah. Semua akan datang sesuai takaran dan usaha yang kita jalankan. 4. Nusa Amin – Mojo Wijoyo Mojo merupakan tumbuhan yang menjadi ikon kerajaan Majapahit. Selain itu buah mojo juga kaya akan manfaat, seperti untuk pengobatan, digunakan sebagai alat ukur, ataupun agar lingkungan menjadi rindang. Bunga Wijaya Kusuma perlambang dari wahyu keraton bagi penguasa. Sehingga para calon Raja di tanah Jawa yang akan naik tahta diharuskan memetik bunga Wijaya Kusuma. Dan apabila sang calon raja tersebut berhasil mendapatkannya maka diyakini sang raja akan membawa kejayaan bagi kerajaan yang dipimpinnya. Selain itu bunga wijaya kusuma juga bisa bermakna bunga kejayaan. Dalam pewayangan Bathara Kresna sang titisan dewa Wisnu sang pemelihara alam semesta menggunakan bunga ini sebagai senjatanya, dewa yang penuh kebijakan. Dari berbagai mitos dan atau maka yang terkandung di dalam motif Mojo Wijoyo adalah harapan bagi para pemakainya senantiasa dilimpahkan kebijakan dalam segala tindakan sehingga membawa keberkahan bagi alam semesta. 5. Sutrisno – Kayu Jati Glondong, Tamping Pakarti, Wono Sekar Tamping Pakarti. Motif batik ini berasal dari kata Tamping yang berarti batasan dan Pakarti yang berarti pekerjaan. Mempunyai makna bahwa dalam berusaha/bekerja harus berlandaskan pada asas-asas/norma -norma yang berlaku. Bukan sebaliknya, usaha dengan cara kotor harus dihindari. Dengan harapan nafkah yang diberikan kepada keluarga adalah nafkah yang halal dan berkah sehingga bisa membangun keluarga yang sejahtera lahir dan batin. 6. Tarniati – Sumber Keindahan Bunga melambangkan keindahan. Air mengalir melambangkan rezeki yang terus mengalir tiada henti. Hal ini bisa dimaknai bahwa hidup itu akan senantiasa indah sebagaimana bunga yang bermekaran apabila dipenuhi rasa syukur akan rejeki yang hadir pada diri setiap hari. Kebahagian itu tergantung persepsi. 7. Tri Lukaswati – Rumpun Tebu Gambar utama tebu menunjukan Tebuireng yang merupakan pusat pendidikan Islam pertama di Jombang, warna dasar hijau jg menunjukan kaum ijo atau kaum santri sekaligus menunjukan kalau Jombang Kota santri, Sedangkan warna kuning melambangkan kebijaksanaan, seperti warna padi yg semakin menguning semakin merunduk, semakin dewasa semakin bijaksana. Gambar rumput merambat melambangkan semangat dan kesatuan masyarakat desa Jatipelem yang seperti rumput yang bisa tumbuh dimana-mana . Bisa hidup dimanapun. Dan sesuai filosofi rumput meskipun di bawah dan kecil. Tetapi bisa terus hidup dan berkembang luas, menunjukan kerukunan umat beragama yang selaras serasi di Kota Jombang. 8. Nurul Hidayat Sentono Pelem Inspirasi dari Dusun Pelem. Pelem itu sendiri adalah mangga yang sudah masak/matang. Pelem diambil dari serapan makna faklam yang bisa diartikan “maka ketahuilah”. Sedangkan sentono bisa diartikan sebagai abdi. Dan sifat-sifat moral abdi itu tentang kesetiaan dan kebaktian. Hal ini dapat menyiratkan makna yang terkandung dalam motif ini adalah tentang ketahuilah bahwa manusia diciptakan sebagai hamba Tuhan. Sebagai seorang hamba/abdi harus menjaga sifat-sifat moral yang seharusnya diperintahkan oleh tuannya yakni Tuhan Yang Maha Esa. Berbuat sesuai petunjuk-Nya dan menghindari hal-hal yang dilarang. 9. Dra. Nunuk Rachmawati MSi -Besutan, Pesona Jombang Motif batik “Pesona Jombang” ini adalah coretan canting gambaran lambang kemakmuran masyarakat Jombang yang tertuang dalam lembaran kain katun pilihan yang nyaman dan lembut. Jombang sebagai kota santri yang terkenal dengan ikon ringin contong, sebagai titik nolnya kota Jombang. Memiliki tanah subur yang mampu meningkatkan komoditas pertanian, perkebunan maupun hasil hutan. Komoditas andalan pangan kabupaten Jombang yaitu padi, jagung, dan kedelai. Besarnya produksi menempatkan Jombang sebagai daerah swasembada pangan di Jawa Timur. Sedangkan komoditas andalan perkebunan kabupaten Jombang yaitu cengkeh, daun tembakau, tebu, yang mana Alhamdulillah tebu petani sudah mampu memenuhi kebutuhan dua pabrik gula di kota Jombang yaitu PG Jombang Baru dan PG Cukir. Wonosalam adalah sentra penghasil buah durian bido yang terkenal manis dan lezat. Selain itu 20% wilayah Jombang merupakan kawasan hutan produktif yang banyak menghasilkan kayu jati, yang kemudian dimanfaatkan untuk furniture/mebel dan kusen. Kerajinan khas Jombang yang merambah pasar luar negeri yaitu industri kerajinan manik-manik kaca, dari Kecamatan Gudo, Jombang. 10. Kusdiawan -Gapura Candi Gapura candi Candi mulyo merupakan sebuah nama desa di Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur. Nama candi diambil karena dalam lokasi Candi Mulyo ada sebuah candi peninggalan Mojopahit, yang sekarang oleh masyarakat dikubur dan tidak dipublikasikan. Dengan adanya motif batik gapura candi ini dan pesan tersirat yang ingin disampaikan adalah agar masyarakat tahu sejarah terbentuknya Desa Candi Mulyo yang ada di Kabupaten Jombang. 11. Khoiriyah – Gagar Mayang Gagar Mayang “nama jarit pakaian bidadari di kahyangan yang tergolong cantik”, jaritnya menunjukkan lambang keserasian dan anggun. Gagar Mayang hiasan janur pernikahan yang melambangkan awal terjadinya cinta lahirnya manusia. 12. Lilik Sri Rahayu- Ceplok-Ceplok Jatipelem Ceplok-ceplok jati pelem terdapat beberapa motif yang mendasarinya, yakni daun jati dan daun pelem dan kombinasi dasar kawung. Kombinasi nama jati dan pelem membentuk atau terinspirasi dari nama Desa Jatipelem. Selain itu mempunyai makna tentang kekuatan keteguhan dan keindahan seperti halnya makna yang terdapat pada pohon jati. Sedangkan kawung berasal dari kata suwun yang berarti kosong. Kosong dari hasrat duniawi sehingga mampu mengendalikan diri secara sempurna. Menjalankan kehidupan sesuai kehendak alam. Dalam cerita pewayangan semar sang manusia bijak selalu mengenakan motif kawung dalam kesehariannya. 13. Sugiyono- Kwungrambat. Turonggo Sentulan, Gandrung Njombang, Dandelion, Mojoduwur, Parang Jombangan, Tambak Mawar Biru Gandrung Njombang Terinspirasi dari cerita “Besut Rusmini” dipadu padankan dengan cerita pembatik di Jombang. Filosofi “Besut Rusmini’ sendiri merupakan perjalanan dalam meniti karir di dunia seni budaya hingga bisa berhasil hidup bahagia. Di sisi lain juga bagaimana perjuangan dalam melakukan syiar budaya, termasuk unsur spiritual kedekatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Sepertimotif Leak pada gambar diatas ini. Diharapkan dengan banyaknya wisatawan mancanegara yang datang ke Bali bisa mendongkrak kepopuleran Batik khas Bali ini. 8. Batik Tasikmalaya Batik Jombang Batik Jombang. Batik Jombang ini terinspirasi dari batik khas Solo, yang dikombinasikan dengan kearifan lokal Candi Arimbi yang berada di Kota JOMBANG – Ia adalah maestro batik Jombang. Seorang perintis batik Jombang yang terkenal dengan motif Candi Rimbi dan Ringin Contong. Maniati namanya. Dialah adalah orang pertama yang merintis batik khas Jombang, yang kini motifnya digunakan seluruh instansi baik negeri maupun swasta di Jombang. Bagi pegiat batik, namanya tidak asing lagi. Maniati lahir di Jombang 1935 silam. Ibu tujuh anak ini berasal dari Dusun Pelem, Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek, Kabupeten Jombang. Sekilas tentang pendidikannya, ia mengawali masa kecil dengan bersekolah di Sekolah Guru Bantu SGB 1940-an selama kurang lebih 6 tahun. Kemudian, pernah mengenyam pendidikan di salah satu Sekolah Rakyat SR pada zaman penjajahan Jepang selama 4 tahun. Sejak kecil, Maniati mengaku suka menggambar. Dari beberapa mata pelajaran yang dia dapat di sekolah, dia paling suka dengan menggambar motif batik. Kemudian, selepas mengenyam pendidikan di SR dan SGB, ia pernah mengadi sebagai guru di sejumlah sekolah tingkat dasar. Pertama kali menjadi guru, Maniati mengabdi di SDN Kedungjati Kabuh. Beberapa tahun berikutnya, tempat mengajar Maniati berpindah pindah. Mulai di SDN Temuwulan Perak, SDN Tanggungan Gudo, SDN Godong Gudo dan SDN Jatipelem Diwek. Saking banyaknya sekolah, ia sampai tak ingat berapa jumlah sekolah tempat mengajar. Apalagi, minimnya guru kala itu membuat Maniati bekerja eksta mengajar di beberapa tempat, 2-3 sekolah setiap hari. Pengabdiannya sebagai guru dijalaninya kurang lebih 44 tahun. Kemudian, di tahun 1953, ia pertama kali memulai usaha batik. Kala itu, usahanya masih skala kecil dan mengajak beberapa orang di desanya bergabung belajar membatik. Usahanya sempat pasang surut karena dia sibuk mengajar. Tekat dia menggeluti usaha batik makin kuat, saatnjelang pensiun 1998-2000. Dia ingin fokus menggeluti usaha batik. Mulanya, batik tulis yang dihasilkan bermotif alam sekitar, seperti bunga, binatang dan budaya lokal. Misalnya batik Singo Wono, Peksi Hudroso dan batik motif lainnya. Seiring berjalannya waktu, usaha batik Maniati mulai dikenal di berbagai daerah. Dia bersama anak-anaknya, terutama anak ke-6, Ririn Asih Pindari sering mengikuti pameran batik di berbagai daerah. Dalam kesempatan itu, dia juga mengenalkan batik khas Jombang. Motif Candi Rimbi hingga Ringin Contong AWAL mula usaha batik di Desa Jatipelem, sebenarnya dia diundang Dinas Perindustrian Jombang bersama anaknya, Ririn Asih Pindari, untuk mengikuti beberapa kursus dan pelatihan membatik di Pemprov Jatim. Hasil dari pelatihannya itu diterapkan ke dalam usahanya hingga berkembang sampai sekarang. Di akhir 2000, Maniati meresmikan usaha batiknya dengan nama Sekar Jati Star. Kala itu, belum ada satupun rumah batik di tempat tinggalnyat. Bahkan, dia mengklaim, usaha batiknya muncul pertama di Jombang yang mampu mengembangkan usaha batik secara konsisten, serta memberdayakan warga setempat. Pada awal pemerintahan Bupati Suyanto, Maniati mendapat tawaran dari Pemkab Jombang untuk membuat motif batik khas Jombang. Dipilihlah saat itu motif candi Rimbi. Rencananya, motif dari batik tersebut digunakan seragam para pegawai di lingkup Pemkab Jombang. ”Pak bupati memberi gambar motif candi Rimbi ke saya. Lalu diminta untuk membuatkan motif batik,” ujarnya beberapa waktu lalu. Meski sempat ragu untuk membuatkan motif tersebut, namun berbekal tekat dan keuletan, dia mencoba membuat motif candir Rimbi. Agar hasilnya terlihat memiliki seni, dia menggunakan batik tulis. ”Saat itu pakai canting lalu saya buatkan,” kenangnya. Batik khas Jombangan ternyata cukup diminati setelah dirinya mengikuti pameran batik di Museum Batik Pekalongan. Beberapa pengunjung menilai motif batik Candi Rimbi asal Jombang yang dinilai mereka cukup menarik. Karena memadukan budaya lokal dengan ikon tempat bersejarah di Jombang. Hal itu tentu tidak dapat ditemui di daerah lain. ”Untuk hiasan yang ada di Batik Jombang memang saya buat sendiri. Selain untuk mengisi ruang yang kosong, hiasan ini untuk memperindah motif Candi Rimbi,” tandasnya. Lambat laun, batik Jombangan kian berkembang. Tepatnya, 2013 saat masa pemerintahan Bupati Nyono Suharli Wihandoko, ia bersama anaknya membuat desain baru perpaduan motif Candi Rimbi dengan motif Ringin Contong. ”Itu kami ajukan ke pak Nyono lalu diterima, saat itu dipakai seragam PKK,” pungkas dia. Batik Jombangan Go Internasional SELAIN pernah mengikuti berbagai macam pameran batik di Indonesia. Batik Jombangan buatan Maniati ternyata sudah Go internasional. Itu setelah, batik buatannya pernah diikutkan dalam sebuah pameran di Tokyo Jepang dan Yordania Timur Tengah. Maniati mengaku, yang menghadiri pameran di luar negeri bukan dirinya, melainkan anaknya Ririn Asih Pindari. Itu karena dia sudah tua sehingga secara fisik tidak mampu mengikuti kegiatan tersebut. ”Kalau saya sering mengikuti berbagai pameran di daerah undangan dinas atau Pemkab Jombang. Untuk pameran diluar negeri anak saya,” ujar perempuan usia 83 tersebut. Meski demikian, dia merasa sangat bangga. Karena hasil kreasi batik Jombang sudah dikenal di luar negeri. Batik Jombangan, lanjut ibu tujuh anak ini juga pernah diikutkan dalam Indonesia Fashion Week IFW 2015 di Jakarta Convention Centre Senayan. Kala itu, para pengunjung pemaran dibuat kagum dari hasil kreasi Batik Jombang. ”Itu juga yang mengenalkan anak saya,” tegasnya. Kini, karena keterbatasan usia, Maniati memilih istirahat dari dunia batik. Namun, usaha batiknya tetap berjalan dengan dikelola anak dan cucu. Bahkan, dia memberdayakan warga setempat untuk memproduksi batik cap maupun batik tulis. Selanjutnya, batik tersebut dipasarkan melalui rumah batik miliknya. ”Kalau produksi kadang disini, kadang di rumah mereka pekerja, Red masing-masing. Lalu mereka menyetorkan kesini,” papar dia. Selain itu, di rumah batiknya di Desa Jatipelem, juga sering dikunjungi siswa atau mahasiswa dari berbagai daerah untuk keperluan tugas sekolah maupun penelitian tentang Batik Jombang. Terakhir, digunakan mahasiswa Unesa untuk penelitan skripsi. ”Kalau SMK/SMA di Jombang setiap tahun selalu datang. Mereka ingin mengukuti pelatihan membatik,” paparnya lagi. Dia pun merasa senang dikunjungi siswa maupun mahasiswa. Karena menurutnya, batik adalah warisan budaya yang harus dijaga dan dikembangkan. ”Karena mereka adalah generasi bangsa. Sehingga kami sangat terbuka berbagi ilmu membatik kepada mereka,” pungkas Maniati. JOMBANG – Ia adalah maestro batik Jombang. Seorang perintis batik Jombang yang terkenal dengan motif Candi Rimbi dan Ringin Contong. Maniati namanya. Dialah adalah orang pertama yang merintis batik khas Jombang, yang kini motifnya digunakan seluruh instansi baik negeri maupun swasta di Jombang. Bagi pegiat batik, namanya tidak asing lagi. Maniati lahir di Jombang 1935 silam. Ibu tujuh anak ini berasal dari Dusun Pelem, Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek, Kabupeten Jombang. Sekilas tentang pendidikannya, ia mengawali masa kecil dengan bersekolah di Sekolah Guru Bantu SGB 1940-an selama kurang lebih 6 tahun. Kemudian, pernah mengenyam pendidikan di salah satu Sekolah Rakyat SR pada zaman penjajahan Jepang selama 4 tahun. Sejak kecil, Maniati mengaku suka menggambar. Dari beberapa mata pelajaran yang dia dapat di sekolah, dia paling suka dengan menggambar motif batik. Kemudian, selepas mengenyam pendidikan di SR dan SGB, ia pernah mengadi sebagai guru di sejumlah sekolah tingkat dasar. Pertama kali menjadi guru, Maniati mengabdi di SDN Kedungjati Kabuh. Beberapa tahun berikutnya, tempat mengajar Maniati berpindah pindah. Mulai di SDN Temuwulan Perak, SDN Tanggungan Gudo, SDN Godong Gudo dan SDN Jatipelem Diwek. Saking banyaknya sekolah, ia sampai tak ingat berapa jumlah sekolah tempat mengajar. Apalagi, minimnya guru kala itu membuat Maniati bekerja eksta mengajar di beberapa tempat, 2-3 sekolah setiap hari. Pengabdiannya sebagai guru dijalaninya kurang lebih 44 tahun. Kemudian, di tahun 1953, ia pertama kali memulai usaha batik. Kala itu, usahanya masih skala kecil dan mengajak beberapa orang di desanya bergabung belajar membatik. Usahanya sempat pasang surut karena dia sibuk mengajar. Tekat dia menggeluti usaha batik makin kuat, saatnjelang pensiun 1998-2000. Dia ingin fokus menggeluti usaha batik. Mulanya, batik tulis yang dihasilkan bermotif alam sekitar, seperti bunga, binatang dan budaya lokal. Misalnya batik Singo Wono, Peksi Hudroso dan batik motif lainnya. Seiring berjalannya waktu, usaha batik Maniati mulai dikenal di berbagai daerah. Dia bersama anak-anaknya, terutama anak ke-6, Ririn Asih Pindari sering mengikuti pameran batik di berbagai daerah. Dalam kesempatan itu, dia juga mengenalkan batik khas Jombang. Motif Candi Rimbi hingga Ringin Contong AWAL mula usaha batik di Desa Jatipelem, sebenarnya dia diundang Dinas Perindustrian Jombang bersama anaknya, Ririn Asih Pindari, untuk mengikuti beberapa kursus dan pelatihan membatik di Pemprov Jatim. Hasil dari pelatihannya itu diterapkan ke dalam usahanya hingga berkembang sampai sekarang. Di akhir 2000, Maniati meresmikan usaha batiknya dengan nama Sekar Jati Star. Kala itu, belum ada satupun rumah batik di tempat tinggalnyat. Bahkan, dia mengklaim, usaha batiknya muncul pertama di Jombang yang mampu mengembangkan usaha batik secara konsisten, serta memberdayakan warga setempat. Pada awal pemerintahan Bupati Suyanto, Maniati mendapat tawaran dari Pemkab Jombang untuk membuat motif batik khas Jombang. Dipilihlah saat itu motif candi Rimbi. Rencananya, motif dari batik tersebut digunakan seragam para pegawai di lingkup Pemkab Jombang. ”Pak bupati memberi gambar motif candi Rimbi ke saya. Lalu diminta untuk membuatkan motif batik,” ujarnya beberapa waktu lalu. Meski sempat ragu untuk membuatkan motif tersebut, namun berbekal tekat dan keuletan, dia mencoba membuat motif candir Rimbi. Agar hasilnya terlihat memiliki seni, dia menggunakan batik tulis. ”Saat itu pakai canting lalu saya buatkan,” kenangnya. Batik khas Jombangan ternyata cukup diminati setelah dirinya mengikuti pameran batik di Museum Batik Pekalongan. Beberapa pengunjung menilai motif batik Candi Rimbi asal Jombang yang dinilai mereka cukup menarik. Karena memadukan budaya lokal dengan ikon tempat bersejarah di Jombang. Hal itu tentu tidak dapat ditemui di daerah lain. ”Untuk hiasan yang ada di Batik Jombang memang saya buat sendiri. Selain untuk mengisi ruang yang kosong, hiasan ini untuk memperindah motif Candi Rimbi,” tandasnya. Lambat laun, batik Jombangan kian berkembang. Tepatnya, 2013 saat masa pemerintahan Bupati Nyono Suharli Wihandoko, ia bersama anaknya membuat desain baru perpaduan motif Candi Rimbi dengan motif Ringin Contong. ”Itu kami ajukan ke pak Nyono lalu diterima, saat itu dipakai seragam PKK,” pungkas dia. Batik Jombangan Go Internasional SELAIN pernah mengikuti berbagai macam pameran batik di Indonesia. Batik Jombangan buatan Maniati ternyata sudah Go internasional. Itu setelah, batik buatannya pernah diikutkan dalam sebuah pameran di Tokyo Jepang dan Yordania Timur Tengah. Maniati mengaku, yang menghadiri pameran di luar negeri bukan dirinya, melainkan anaknya Ririn Asih Pindari. Itu karena dia sudah tua sehingga secara fisik tidak mampu mengikuti kegiatan tersebut. ”Kalau saya sering mengikuti berbagai pameran di daerah undangan dinas atau Pemkab Jombang. Untuk pameran diluar negeri anak saya,” ujar perempuan usia 83 tersebut. Meski demikian, dia merasa sangat bangga. Karena hasil kreasi batik Jombang sudah dikenal di luar negeri. Batik Jombangan, lanjut ibu tujuh anak ini juga pernah diikutkan dalam Indonesia Fashion Week IFW 2015 di Jakarta Convention Centre Senayan. Kala itu, para pengunjung pemaran dibuat kagum dari hasil kreasi Batik Jombang. ”Itu juga yang mengenalkan anak saya,” tegasnya. Kini, karena keterbatasan usia, Maniati memilih istirahat dari dunia batik. Namun, usaha batiknya tetap berjalan dengan dikelola anak dan cucu. Bahkan, dia memberdayakan warga setempat untuk memproduksi batik cap maupun batik tulis. Selanjutnya, batik tersebut dipasarkan melalui rumah batik miliknya. ”Kalau produksi kadang disini, kadang di rumah mereka pekerja, Red masing-masing. Lalu mereka menyetorkan kesini,” papar dia. Selain itu, di rumah batiknya di Desa Jatipelem, juga sering dikunjungi siswa atau mahasiswa dari berbagai daerah untuk keperluan tugas sekolah maupun penelitian tentang Batik Jombang. Terakhir, digunakan mahasiswa Unesa untuk penelitan skripsi. ”Kalau SMK/SMA di Jombang setiap tahun selalu datang. Mereka ingin mengukuti pelatihan membatik,” paparnya lagi. Dia pun merasa senang dikunjungi siswa maupun mahasiswa. Karena menurutnya, batik adalah warisan budaya yang harus dijaga dan dikembangkan. ”Karena mereka adalah generasi bangsa. Sehingga kami sangat terbuka berbagi ilmu membatik kepada mereka,” pungkas Maniati. MotifJombang merupakan khas motif batik dari daerah Jombang. Motif batik ini terbilang masih muda umurnya, karena baru berkembang pada tahun 2000-an. Motif batik ini walaupun masih muda tapi sudah cukup populer, dikenal juga dengan nama batik pacinan. Seperti dapat kamu lihat pada gambar, biasanya motif batik Papua cenderung berwarna gelap
6July 2022 08:01 AM. Budayawan bersama pembatik dan desainer saat ngopi bareng di kantor Disdagrin Jombang. (ACHMAD RW/JAWA POS RADAR JOMBANG) JOMBANG – Sejumlah pembatik Jombang ngopi bareng bersama pakar desain dan budayawan di kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Jombang Sabtu (2/7) lalu.
Adagambar upacara bendera, tarik tambang, lomba makan kerupuk, dan lainnya. Pada kain lain, gambar yang muncul ialah orang-orang yang memakai baju adat sejumlah daerah di Indonesia. “Sengaja saya menelurkan ide pembuatan motif batik bertema 17-an menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI,” kata Pemilik Galeri Batik Mruyung, Slamet Hadi
Batikjombang memiliki corak motif batik yang unik. Penggunaan elemen motifnya sangat sederhana yakni ada yang berupa gambar buah, gambar daun, tumbuhan dan sebagainya. Batik jombang termasuk jenis batik yang baru di mana mulai berkembang sekitar tahun 2000 an. Motif batik jombang bisa anda jadikan contoh untuk menggambar pola batik yang mudah.
.